Perdagangan Ringit Melemah
PILARGLOBALNEWS,-- Perdana Menteri Malaysia Datuk Ismail Sabri Yaakob resmi mengumumkan pembubaran parlemen pada Senin (10/10/2022). Pembubaran parlemen ini membuka jalan untuk pemilihan umum Malaysia yang lebih cepat, diyakini bakal digelar awal bulan depan.
Selain itu menurut Kantor Berita Bernama, keputusan ini sekaligus mengakhiri spekulasi bahwa pemilihan umum atau Pemilihan Raya Umum ke 15 (PRU15) apakah akan digelar tahun ini atau tahun depan. Setelah pengumuman ini, maka Pemilu Malaysia akan di gelar dalam waktu 60 hari ke depan pasca pembubaran parlemen.
Sementara itu Bursa saham Malaysia dan ringgit melemah menyusul keputusan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob yang membubarkan parlemen pada awal pekan ini. Hal tersebut dilakukan untuk membuka jalan bagi rencana pemilihan umum di tahun ini. Mengutip Bloomberg (11/10), Indeks acuan KLCI ambles 1,6% dan berada di jalur untuk pelemahan hari ketiga, sejalan dengan bursa di kawasan. Saham perusahaan elektronik seperti Inari Amertron, Press Metal Aluminium, dan Top Glove termasuk di antara jajaran top loser dalam indeks tersebut.
Pembubaran itu terjadi tiga hari setelah pemerintahan Ismail mengajukan anggaran untuk tahun depan yang memotong pajak sambil tetap mempersempit defisit fiskal melalui subsidi yang lebih tepat sasaran. Rencana anggaran belanja harus diajukan lagi setelah pemilihan diadakan, Menteri Keuangan Zafrul Aziz mengatakan kepada media lokal pada hari Jumat, mengutip jajak pendapat awal 1999 sebagai preseden.
Kepala riset CGS-CIMB Malaysia Ivy Ng menulis dalam sebuah catatan bahwa pemilu akan dipandang positif oleh pasar jika mampu mengembalikan stabilitas politik. Tetapi kemungkinan parlemen yang digantung, dan ketidakmampuan selanjutnya untuk meloloskan Anggaran 2023, tetap menjadi risiko utama yang dapat menyebabkan aksi jual di KLCI. "Kami menyarankan investor untuk tetap defensif mengingat ketidakpastian pemilu dan kekhawatiran atas resesi global," katanya.
Tidak ada komentar