Minyak Mentah Rusia Sangat Dibutuhkan Negara - Negara Eropa
PILARGLOBALNEWS,-- Bursa saham Jerman (DAX) merosot 0,4% ke 13.983,44, FTSE 100 Inggris turun 0,36% ke 7.534,46, FTSE MIB Italia minus 0,31% dan CAC Prancis 0,14%.
Perang yang dikobarkan Rusia ke Ukraina membuatnya dikenakan berbagai sanksi oleh Amerika Serikat dan negara Barat lainnya.
Terbaru, Uni Eropa berencana melarang impor semua produk minyak mentah Rusia, sesuatu yang sebenarnya masih sulit dilakukan sebab banyak negara Benua Biru sangat tergantung dengan minyak mentah dari Rusia.
Pada 2020, Uni Eropa mengimpor minyak mentah dari Rusia ke Uni Eropa mencapai 25% dari total impor.
Mari kita perjelas, itu [melarang impor minyak mentah Rusia] tidak akan mudah", kata Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen dalam konferensi pers hari ini.
"Beberapa negara anggota sangat tergantung minyak mentah dari Rusia. Tetapi kami sedang berusaha melakukan yang terbaik. Kami kini mengusulkan larangan impor minyak Rusia. Larangan ini untuk seluruh minyak Rusia, seaborne [dikirim menggunakan kapal] dan pipeline [dikirim lewat pipa], minyak mentah dan hasil penyulingannya," tegasnya.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed) Kamis dini hari waktu Indonesia, atau setelah pasar Eropa ditutup hari ini.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 0,75%-1%. Berdasarkan data CME Group, probabilitas kenaikan tersebut hampir 100%.
Kenaikan tersebut akan menjadi yang tertajam dalam 22 tahun terakhir.
Tidak hanya menaikkan suku bunga, The Fed juga akan mengurangi nilai neracanya, sehingga likuiditas di perekonomian Amerika Serikat akan terserap lebih banyak, yang menjadi sentimen negatif bagi aset-aset berisiko.(red/dilansircnbcindonesia)
Tidak ada komentar