Transformasi Bidang Pendidikan
PILARGLOBALNEWS,-- Agenda prioritas keempat dalam Kelompok Kerja Pendidikan G20 atau G20 Education Working Group (EdWG) adalah “ Masa Depan Dunia Kerja Pasca Covid-19”. Pada pertemuan pertama G20 EdWG 2022, Ketua G20 EdWG, Iwan Syahril menyampaikan pentingnya mempersiapkan lulusan yang adaptif dan siap terjun ke dunia kerja.
Iwan mengatakan, saat ini Pemerintah Indonesia mengedepankan kemitraan antara universitas dan industri. Selanjutnya, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga turut didorong untuk mengadopsi skema kemitraan taut-suai atau link and match, sehingga dapat mengembangkan kurikulum yang relevan bagi kemajuan keterampilan siswa, sekaligus meningkatkan infrastruktur sekolah.
Ia menuturkan, sebagai bentuk adaptasi dan antisipasi perubahan kebutuhan dunia kerja, pelaku pendidikan harus mendapatkan lebih banyak otonomi untuk berkreasi dan berinovasi. “Khusus untuk pendidikan tinggi dan vokasi, tuntutan bertransformasi jauh lebih tinggi. Sejak mahasiswa lulus dari pendidikan, mereka akan langsung terlibat dalam dunia kerja,”ujar Iwan di hari kedua pertemuan perdana G20 EdWG di Yogyakarta, Kamis (17/3/2022).
Transformasi di bidang pendidikan, lanjutnya, juga menjadi fokus terobosan Merdeka Belajar Episode Kesebelas Kampus Merdeka Vokasi, yakni untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang semakin relevan dengan dunia kerja. Hal serupa juga diharapkan pada lulusan sekolah kejuruan seperti SMK, agar siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat dan perubahan substansial dalam dunia angkatan kerja. Dalam kesempatan tersebut, Iwan juga berbagi praktik baik Merdeka Belajar Episode Kedelapan, yakni SMK Pusat Keunggulan.
Dalam sesi agenda prioritas keempat pertemuan perdana G20 EdWG, pentingnya sinergi antara dunia pendidikan dan dunia kerja menjadi perhatian para delegasi. Neeta Prasad, Troika Co-Chair dari India menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia yang telah memilih topik yang sangat penting tersebut. “Diskusi ini akan memungkinkan kita untuk memahami keterampilan baru dan peran pekerjaan yang diperlukan di masa depan, di mana pemerintah dan kalangan industri dapat membantu mengakselerasi perbaikan tersebut,” katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ender Ereskici, Ketua Delegasi Turki yang mendukung agenda prioritas pendidikan yang diangkat Indonesia dalam Presidensi G20. “Menghubungkan dunia pendidikan dan dunia bisnis serta industri merupakan hal yang sangat efektif untuk mempersiapkan anak-anak kita menghadapi masa depan,” ujarnya.
Pertemuan G20 EdWG pada hari kedua dihadiri oleh Ketua Digital Economy Working Group Indonesia, Ketua Engagement Group B20, T20, dan Think20. Selain itu, 27 delegasi hadir secara luring, yakni delegasi Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, Prancis, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, Bank Dunia, UNESCO, dan UNICEF. 59 delegasi menghadiri secara daring, yakni delegasi Amerika Serikat, Belanda, Britania Raya, India, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja (sebagai Ketua ASEAN), Kanada, Korea Selatan, Mexico, Rwanda (sebagai Ketua NEPAD), Turki, Uni Eropa, dan OECD.
(red/Desliana Maulipaksi)
Tidak ada komentar