Penandatanganan Kerja Sama HIPWI Kota Bandung Dengan DLHK Bandung Mengenai Penangnganan Sampah
PILARGLOBALNEWS,-- Masalah sampah di Kota Bandung tentunya harus ditangani bersama baik itu masyarakat juga Pemerintah seperti halnya di di Kota Bandung penanganan sampah mendapat perhatian dari banyak pihak , Salah satunya Himpunan Pengusaha Wiraswasta (Hipwi) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (PC.FKPPI 1009 Kota Bandung ) yang menginisiasi kerja sama pengelolaan sampah dengan teknologi incinerator dengan Perumda Pasar Juara.
Penandatangan kerja sama tersebut disaksikan langsung oleh
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Pengelolaan Kompos DLHK Bandung Pasar
Ciwastra, Kamis (25 November 2021).
Wakil wali kota mengakui, menangani permasalahan sampah
tidak bisa dilakukan secara parsial hanya oleh Pemerintah Kota (Pemkot)
Bandung. Melainkan memerlukan kolaborasi, bantuan serta dukungan dari berbagai
pihak.
Ia mengatakan, Pemkot Bandung sangat terbuka tehadap pihak
manapun yang ingin berkolaborasi mendukung program Kota Bandung dalam
menyelesaikan segala permasalahan yang ada termasuk penanganan sampah. Karena
masalah sampah adalah masalah bersama yang seharusnya bisa diselesaikan
langsung di sumbernya.
Tentunya saya atas nama Pemerintah Kota Bandung mengucapkan
terima kasih dan apresiasi atas kolaborasi ini dan hari ini kita saksikan satu
hal yang konkrit terkait penanganan sampah di Kota Bandung,” ujar wakil wali
kota.
“Jadi tentunya kita sepakat bahwa masalah sampah adalah
masalah kita bersama dan tentunya kita harus menyelesaikan masalah sampah ini
di tempat,” imbuhnya.
Oleh karenanya, wakil wali kota mengajak kepada seluruh
masyarakat Kota Bandung untuk bisa mengolah dan memilah sampah dimulai dari
sampah rumah tangga. Sehingga jumlah sampah yang dikirim dari rumah tangga ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bisa semakin sedikit. Sehingga permasalahan
sampah di Kota Bandung bisa selesai dengan baik juga menjadi role model bagi
tempat lain.
“Sebetulnya sampah itu bisa kita klasifikasi menjadi organik
dan anorganik, yang memiliki nilai ekonomis atau tidak. Jika itu sudah bisa
kita pilah akan semakin sedikit sampah yang terangkut dari rumah kita ke TPS.
Kemudian di TPS kita proses dan kemungkinan akan sangat kecil residu yang
terangkut ke TPA,” jelasnya.
Mari kita semangat menyelesaikan masalah sampah. Untuk tahap
awal, yuk kita coba selesaikan sampah di sumbernya. Kalau ini saja bisa
dilakukan mungkin 5-10 persen masalah sampah di kota bandung sudah selesai dan
bisa jadi role model contoh bagi tempat lain, di pasar atau di TPS atau bahkan
mungkin di lingkup kewilayahan,” tambahnya.
Mari kita semangat menyelesaikan masalah sampah. Untuk tahap
awal, yuk kita coba selesaikan sampah di sumbernya. Kalau ini saja bisa
dilakukan mungkin 5-10 persen masalah sampah di kota bandung sudah selesai dan
bisa jadi role model contoh bagi tempat lain, di pasar atau di TPS atau bahkan
mungkin di lingkup kewilayahan,”
tambahnya.
Di tempat sama, Direktur Utama Perumda Pasar Juara, Herry
Hermawan mengatakan, dari 37 pasar yang dikelola oleh Pemkot Bandung, sebanyak
24 pasar yang memiliki TPS dan 4 TPS sudah dilakukan kerja sama dengan
pengelolaan sampah diantaranya Pasar Ciwastra, Gedebage, dan Pasar Anyar.
“TPS ini berada di wilayah Perumda Pasar tetapi
dikerjasamakan dan dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Dari 24
TPS yang ada 4 TPS yang sudah kita kerjasamakan dengan pengelola sampah antara
lain Ciwastra, Gedebage, dan Anyar,” kata Herry.
Lebih lanjut Herry menjelaskan, sampah yang ada di TPS bukan
hanya sampah pasar saja melainkan juga sampah yang berasal dari warga. Ia
meminta kepada masyarakat agar bisa memilah dan mengolah sampah rumah tangga
dengan metode kang pisman.
“Jadi dari di rumah tangganya sudah dipisahkan ya seperti
program kang pisman itu jadi kita harus bisa sejalan dengan program itu.
Mudah-mudahan masyarakat mengerti sampah yang dibuang ke TPS itu harus diolah,”
pintanya.
Sementara itu, Ketua Hipwi FKPPI Kota Bandung, Riana
menegaskan, akan terus mendukung program Pemkot Bandung khususnya terkait
permasalahan sampah.
“Ke depannya program ini akan terus dijalankan. Insyaalah
Gedebage berlanjut Kemarin Regol sudah pasang juga. Ini terus bertahap dan di
setiap titik kita lakukan evaluasi peningkatan kualitas sehingga kedepannya
akan lebih baik,” ucap Riana.
Untuk menyelesaikan permasalahan sampah nanti kita akan
tambah unitnya. Atau bisa juga buat kapasitas yang lebih besar. Yang jelas
kalau kualitas kita sudah dapat perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH). Rekomendasi izin sudah aman,” paparnya. (red)
Tidak ada komentar