PILARGLOBALNEWS,-- Presiden Jokowi Dodo meresmikan meresmikan
Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, Rabu (29/1/20) . Pembangunan
Terowongan Nanjung merupakan salah satu upaya pemerintah guna membenahi Sungai
Citarum. Pemerintah pusat mengambil alih pembangunan terowongan tersebut pada
2018 sebagai bagian dari pembenahan Sungai Citarum dari hulu ke hilir dalam
program Citarum Harum. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan (PUPR), Terowongan Nanjung memiliki panjang 230 meter dan diameter 8
meter. Terowongan mampu meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570 m³/detik
menjadi 669 m³/detik.

Presiden mengatakan, setelah Terowongan Nanjung, sejumlah
infrastruktur pengendali banjir di cekungan Bandung akan kembali dilakukan.
Mulai dari embung, kolam retensi, sampai floodway atau sodetan , ini upaya kita dalam rangka mengatasi genangan banjir
yang ada di Kabupaten Bandung dan juga di bawahnya. Jadi program besarnya kita
baru menyelesaikan yang di hulu, itu pun belum selesai. Jadi di sini kalau
Terowongan Nanjung rampung, retensi di Cieunteung, Gedebage, Andir, dan
Cisangkuy sudah selesai 100 persen, maka genangan ini akan betul-betul
terkurangi banyak,kita harapkan dengan selesainya itu hulunya bisa diselesaikan
kemudian kita akan masuk ke hilirnya yang paling bawah," kata Presiden
memaparkan
Sedangkan Gubernur Jawa Barat H.M.Ridwan Kamil mengatakan,
Terowongan Nanjung menjadi salah satu upaya untuk menyelesaikan banjir di
kawasan Bandung Selatan.
"Berkat Terowongan Nanjung dan Curug Jompong ini biasanya
area terdampak banjir itu sekitar 490 km², tahun ini hanya 80 km². Artinya,
banjir betul masih ada, tapi pengurangannya sangat signifikan," kata Emil
Masih dikatakan Emil, Warga terdampak baik yang tetap
tinggal di rumah dan mengungsi kalau dulu rutin sekitar 159.000 warga yang
terdampak sekarang turun menjadi sekitar 70.000 sekian warga terdampak. Jadi,
sudah turun setengahnya,Terowongan Nanjung dan Curug Jompong ini baru
seperempat kekuatan dalam menyelesaikan masalah banjir. Tiga per-empatnya masih
berproses yaitu Sodetan Sungai Cisangkuy yang biasa menyuplai banjir, itu kalau
Oktober 2020 selesai akan membelokkan aliran menjauhi Dayeuhkolot hampir 95
persen," paparnya
"Yang kedua, kita persiapan pembuatan danau retensi di
daerah Andir melengkapi dua danau retensi yang sudah dibangun di Cieunteung dan
Gedebage. Ketiganya, ada enam lokasi folder banjir yang akan dibangun 2020.
Insyaallah kalau tiga kegiatan ini berhasil dan lancar di akhir tahun maka akan
melengkapi kekuatan Curug Jompong menjadi empat per-empat," jelas Emil
Tidak ada komentar