Kelompok 20 Ekonomi Utama Dunia
PGN,--Presiden menegaskan, ekonomi Indonesia semakin baik dan bersaing dengan negara lain. Buktinya, masuk kelompok 20 ekonomi utama Dunia (G20). hal tersebut dikatakan Presiden saat peresmian Pabrik Kalbe di Cikarang, Jawa Barat, kemarin.
"Kita tahu negara kita sudah masuk G20 dan tahun lalu kita juga masuk kelompok lebih istimewa lagi, yaitu kelompok trillion dolar club, negara-negara yang punya ekonomi 1 triliun dolar per tahun ini, banyak yang nggak sadar," ucap Jokowi.
Jokowi heran, sekalipun sudah masuk G20 dan memliki penghasilan alias produk domestik bruto (PDB) mencapai triliun dolar per tahun belum mengangkat rasa percaya diri bangsa Indonesia. Buktinya, masih banyak orang yang menganggap, Indonesia adalah negara kere.
“Banyak yang mengangap kita miskin. Padahal, hanya ada 16 negara di dunia yang memiliki nilai PDB sebesar triliun dolar per tahun. Dan Indonesia ada di peringkat ke-16 itu. "Sekali lagi, patut kita syukuri, artinya GDP (PDB) kita besar jangan lupa itu," kata Jokowi.
Selain menegaskan kalau ekonomi Indonesia itu keren, Jokowi juga menyampaikan saat ini adalah waktunya Indonesia tampil sebagai negara donor terhadap yang membutuhkan. Ditegaskan, Indonesia bukanlah negara yang meminta bantuan negara lain.
"Saat kita kumpulkan dubes dan menteri-menteri saya sampaikan jangan kita minta lagi bantuan negara-negara lain, kita sudah saatnya membantu negara lain, negara-negara kecil di bawah kita sudah saatnya dimasukkan G20," katanya.
Tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tetap dijaga. Jokowi berpesan, jika pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen per tahun bisa terjaga, atau meningkat, maka PDB dalam dalam beberapa tahun ke depan akan meroket menjadi 2 triliun dolar per tahun.
"Pertumbuhan ekonomi itu katakanlah pertumbuhan kita 5-6 persen per tahun berarti ekonomi Indonesia akan naik dua kali lipat. Ini yang sering Indonesia lupa dalam kurang lebih 2 tahun ke depan sehingga ekonomi kita akan jadi ekonomi dengan nilai 2 triliun dolar AS paling lambat 2032, banyak orang nggak punya hitung-hitungan seperti ini," pungkasnya.
Terpisah, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengamini jika ekonomi Indonesia sedang harum-harumnya. Baginya, PDB Indonesia yang menembus 1 triliun dolar adalah pertanda jika Indonesia sudah menjadi bagian ekonomi besar dunia.
"Indonesia luar biasa, ekonomi Indonesia masuk ke dalam 1 triliun dolar, dan 1 triliun ekonomi itu adalah sesuatu yang besar dan itu menunjukan bahwa Indonesia mengarah kepada ekonomi besar dunia," ujar Agus di Hotel Fairmont, Jakarta, kemarin.
Dengan angka PDB tersebut, Agus mengaku Indonesia kini berada di urutan ke-15 sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terus menanjak.
Tidak hanya diakui di ASEAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diakui di dunia. Buktinya, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan tahunan International Moneter Fund (IMF)-World Bank pada Oktober 2018.
"Mereka (IMF) sangat positif dengan ekonomi kita. Bahkan mereka percaya ekonomi Indonesia tumbuh 5,3 persen (2018), kita di pemerintah dan DPR itu sepakati pertumbuhannya 5,4 persen, tetapi kalau dari IMF mengatakan 5,3 persen, saya lihat ini cerminan konfiden dari IMF terhadap Indonesia," pungkasnya.
Ekonom Indef, Ahmad Heri Firdaus menganggap wajar pemerintah berbangga atas masuknya Indonesia ke grup Negara 1 triliun dolar. Ini sebuah prestasi. Tapi, bukan berarti fakta PDB ini berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan rakyat.
"Kalau melihat dari PDB, ekonomi kita memang besar. Itu wajar, populasi kita nomor empat dunia. Masuk grup Negara I Triliun dolar juga bisa meningkatkan optimisme dunia usaha," ujar Heri
Masalahnya, PDB tinggi ini bukan ukuran rakyat Indonesia sejahtera. Buktinya, pendapatan perkapita Indonesia masih di bawah 4.000 dolar AS. Belum lagi, jika PDB triliunan dolar itu penyumbang besarnya adalah segelintir konglomerat.
"Kalau perkapita dunia, kita jauh. Mungkin kita peringkat 90-100," kelakarnya. (potogooglermolred)
Tidak ada komentar