Baca Juga

Header Ads

  • Breaking News

    " EFEK MENGISAP DAN MEMASAK GANJA "

    PILARGLOBALNEWS,-- Sejarah mencatat bahwa sejak 10.000 tahun SM, pohon ganja sudah dijadikan cawan untuk menyimpan benda-benda berharga. Selain sebagai tempat penyimpanan, daun ganja juga adalah sebagai bumbu masak. Anda pasti pernah mendengar bahwa ada masakan daerah yang menggunakan daun ini sebagai bahan masaknya. Lalu, apakah memasak daun ini memiliki efek yang sama dengan mengisap ganja? Atau malah justru mendatangkan manfaat? Cari tahu di artikel berikut ini.

    Apa itu tanaman ganja?

    Ganja mengacu pada daun kering, batang, bunga, dan biji dari tanaman Cannabis sativa. Jika diperhatikan tanaman hijau ini memiliki bentuk yang khas, yaitu daunnya berbentuk menjari mirip seperti singkong.

    Hanya saja bagian tepi daun bergerigi dan tulang daunnya terlihat sangat jelas. Selain itu, bentuk daunnya yang unik, tanaman ganja  juga dapat tumbuh setinggi 2 meter dan dilengkapi dengan bunga kecil mengumpul di bagian pucuknya.

    Tanaman yang terkenal kontroversial ini memiliki banyak nama lain, seperti mariyuana dan cannabis. Berdasarkan laporan yang disusun oleh University of California, tanaman ini bisa tumbuh di wilayah beriklim sedang atau sejuk, yaitu di area yang cukup sinar matahari, air, dan udara.

    Bahkan, pada kondisi ekstrem, tanaman ganja dapat bertahan hidup di gorong-gorong beton di sepanjang jalan raya, seperti yang ditemukan tim peneliti di pedesaan Cina.

    Hampir semua bagian ganja dimanfaatkan, baik untuk dijadikan obat, penyedap makanan, maupun digunakan sebagai hiburan. Tanaman ini dipasarkan dalam bentuk weed (daun ganja beserta tunasnya yang dikeringkan), ekstrak minyak ganja, dan hashish (resin dari tunas tanaman cannabis).

    Kontroversi penggunaan daun ganja

    Sumber: Bob Cat Graham Digital

    Ganja diketahui memiliki manfaat dalam dunia medis sehingga dijadikan obat, baik dalam bentuk tablet, uap, maupun minyak esensial. Menurut Peter Grinspoon MD, seorang dosen di Harvard Medical School menjelaskan kandungan ganja untuk dunia medis.

    Menurutnya, beberapa pasien yang menggunakan ganja sebagai pengobatan merasakan beberapa manfaat, seperti mengurangi rasa nyeri dan menghilangkan kegelisahan serta insomnia. Selain pada obat, ternyata daun ganja atau ekstrak minyak ganja juga ditambahkan pada beberapa makanan, seperti kue dan cokelat, serta tambahan pada kopi dan teh.

    Namun, tidak semua negara mengizinkan penggunaan ganja, baik itu untuk pengobatan maupun makanan. Salah satunya di Indonesia. Menggunakan, mengedarkan, menyimpan, atau menanam tanaman ini di Indonesia merupakan tindakan ilegal.

    Mengapa? Pasalnya Kementrian Kesehatan RI, mengungkapkan meski ganja dapat dalam dunia medis, ganja dapat disalahgunakan, menimbulkan ketergantungan, dan membahayakan kesehatan masyarakat. Meski begitu, beberapa masakan daerah asal Padang, Aceh, dan Medan diketahui masih menggunakan tambahan ganja supaya rasanya lebih sedap, contohnya kuah kari beulangong.

     Nah, cara mengunakan ganja dengan cara dimasak daunnya dan ditambahkan dalam makanan, dikenal dengan istilah edible marijuana. Penggunaan ganja dengan cara ini diyakini sebagai bentuk pemasaran baru untuk ganja kepada masyarakat luas.

    Cara tubuh mengolah ganja yang diisap dan dimakan

    memasak daun ganjaSumber: Very Well

    Tanaman ganja mengandung lebih dari 421 bahan kimia, di antaranya kanabinoid. Jika daun ganja yang kering dibakar, lebih dari 2000 senyawa diproduksi, termasuk nitrogen, asam amino, glukosa, hidrokarbon, terpena, dan asam lemak sederhana. Di antara semua senyawa itu, yang paling populer adalah delta 9-tetrahydrocannabinol (9_THC).

    Nah, ada banyak cara untuk menggunakan ganja, yaitu memasak daun ganja (dikonsumsi) atau diisap (inhalasi). Meski caranya berbeda, senyawa THC sama-sama mengikat reseptor spesifik yang ada pada otak manusia, yaitu reseptor cannabinoid.

    Jika dosisnya rendah, senyawa THC dapat meringankan rasa sakit, merangsang nafsu makan, mengurangi agresi, dan meredakan mual. Sementara jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau dosis tinggi, senyawa pada batang, bunga, biji, atau daun ganja dapat menyebabkan giting atau high, yaitu keadaan tidak sadar yang menciptakan rasa bahagia.

    Walaupun efek ganja itu sama, yaitu merangsang reseptor khusus di otak, ternyata proses metabolisme THC itu berbeda bergantung bagaimana cara Anda menggunakannya.

    Saat daun mariyuana diisap, senyawa THC akan bergerak dari paru-paru menuju otak dalam waktu hitungan menit. Efek ganja akan terjadi dalam waktu cepat dan sebentar karena perlahan-lahan menghilang.

    Biasanya memakan waktu sekitar 20 atau 30 menit hingga 1 jam. Inilah sebabnya para pengisap ganja mampu mengisap asap pembakaran daun cannabis selama berjam-jam tanpa efek negatif.

    Proses tersebut berbeda dengan menggunakan ganja dengan cara memasak daunnya. Awalnya, senyawa THC akan didapatkan setelah tubuh mencerna daun mariyuana terssebut. Setelah diserap di dalam perut, senyawa ini akan bergerak menuju hati. Pada organ inilah, senyawa akan diolah lagi sebelum masuk ke aliran darah, yang akhirnya bisa menimbulkan efek samping.

    Proses tubuh mencerna ganja ini memang lebih kompleks, melibatkan banyak organ, sehingga memakan waktu lebih lama. Biasanya ini akan membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 6 jam untuk dapat merasakan efeknya.

    Memasak daun ganja dan mengisapnya, apa efeknya sama?

    efek mencampur ganja dengan tembakau

     

    Secara garis besar, mengisap ganja atau memasak daun ganja dan dikonsumsi menimbulkan efek yang hampir sama. Hanya waktu bagi tubuh untuk memunculkan reaksi yang berbeda.

    Dalam dosis rendah, senyawa tersebut dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi agresi, merangsang nafsu makan, dan dapat membantu mengurangi rasa mual. Sementara, jika ganja digunakan dengan dosis tinggi atau dalam jumlah banyak dapat menyebabkan delusi, halusinasi, berbicara tidak jelas, dan “giting” atau ‘’tinggi” (high).

    Giting adalah kondisi yang membuat seseorang merasa senang dan nyaman, tapi saat itu ia sedang tidak sadar alias halusinasi. Hal ini terjadi akibat zat THC merangsang pelepasan dopamin, yaitu hormon yang bekerja untuk menimbukan rasa senang dan mengurangi rasa sakit.

    Selain itu, efek lainnya yang mungkin terjadi jika Anda memasak daun ganja atau mengisap asap pembakarannya, antara lain:

    Efek jangka pendek

     

    Merasa senang dan bahagia ,Merasa rileks dan santai, Merasa waktu berjalan lebih lambat ,Persepsi sensorik yang berubah ,Gelisah dan mengantuk , Koordinasi tubuh terganggu , Mulut terasa kering dan mata memerah , Nafsu makan meningkat , Detak jantung berdenyut lebih cepat ,Cemas dan paranoia

    Efek tambahan jika digunakan secara rutin

    Kemampuan berpikir dan mengambil keputusan terganggu , Daya ingat menurun , Sulit untuk fokus dan menilai sesuatu , Mood mudah berubah, biasanya lebih mengarah pada kecemasan dan depresi

    Walaupun efek yang ditimbulkan cukup banyak, setiap orang mungkin mengalami efek yang berbeda. Ini tergantung dengan proses metabolisme tubuh, cara penggunaan ganja, dan dosis ganja yang digunakan.

     

    Pengaruh ganja pada tubuh setelah diisap atau dimakan

    efek ganja pada pria

    Saat masuk ke tubuh, mariyuana akan memengaruhi beberapa sistem dalam tubuh Anda, di antaranya: Sistem pernapasan

    Mengisap asap pembaran ganja punya efek yang sama seperti Anda mengisap asap tembakau. Keduanya mengandung berbagai bahan kimia beracun, seperti amonia, hidrogen sianida yang dapar mengiritasi saluran pernapasan dan paru-paru Anda. Selain itu, asap ganja juga mengandung karsinogen yang bisa memicu dan meningkatkan terjadinya kanker pada paru-paru.

    Sistem pencernaan

    Jika mengisap ganja memengaruhi sistem pernapasan, maka memasak daun ganja dan memakannya akan lebih berpengaruh pada sistem pencernaan, yaitu lambung, usus, dan liver. Ya, ketiga organ ini mengolah makanan yang mengandung ganja, memetabolisme senyawa yang terkandung, dan mengalirkannya ke darah.

    Sistem sirkulasi

    Menggunakan ganja yang diisap akan membawa senyawa THC dari paru-paru ke aliran darah dan dikirimkan ke seluruh tubuh. Dalam beberapa menit setelah diisap, pembuluh darah di sekitar mata akan membesar, membuat mata merah dan detak jantung akan meningkat sebanyak 20 hingga 50 kali per menit. Kondisi ini akan dapat terus berlanjut selama 3 jam.

    Sistem saraf pusat

    Senyawa THC memicu otak untuk melepaskan dopamin dalam jumlah besar. Meski menimbulkan perasaan “menyenangkan”, fungsi otak untuk memberi penilaian dan menyimpan memori jadi terganggu.

    Selain itu, senyawa ganja tersebut juga mengganggu kerja otak kecil dan ganglia basal, yaitu area otak yang bertugas untuk menjaga keseimbangan dan koordinasi gerakan.

    Berapa lama senyawa dari ganja ada di dalam tubuh?

    Setelah Anda menggunakan ganja, senyawa yang terkandung akan terdeteksi pada urin, darah, air liur, dan rambut. Biasanya ganja akan terdeteksi melalui beberapa tes selama 1 hingga 30 hari setelah pemakaian. Namun, bila digunakan setiap hari atau dosisnya cukup tinggi, ganja dapat terdeteksi dalam waktu yang lebih lama, yaitu sekitar 90 hari.

    Kenapa ganja bisa berada dalam tubuh untuk waktu yang cukup lama? Baik batang, bunga, biji, maupun daun ganja dapat larut dalam lemak. Itu artinya, senyawa ganja akan mengikat lemak dalam tubuh sehingga perlu waktu yang cukup lama untuk benar-benar hilang dan terbuang.

    Selain metabolisme tubuh, ada beberapa faktor yang memengaruhi lamanya senyawa ganja di dalam tubuh, yaitu jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan usia. Kemudian, seberapa sering (frekuensi) dan seberapa banyak (dosis) pemakaian ganja juga turut memengaruhi lamanya ganja berada di dalam sistem tubuh.

    Memasak daun ganja diketahui menyebabkan senyawa ganja bertahan di dalam tubuh lebih lama dibanding mengisapnya. Nah, ada beberapa tes yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya ganja pada tubuh seseorang, yaitu:

    Tes urin

    Tes ini paling sering digunakan untuk mengetahui adanya ganja melalui urin. Jika ganja dipakai hingga 3 kali seminggu, senyawa ganja akan ada di urin selama 3 hari. Bila dipakai 4 kali seminggu, ganja pada urin akan ada selama 5 hingga 7 hari.

     Selanjutnya, jika digunakan setiap hari, ganja akan ada di dalam urin selama 10 hingga 15 hari. Penggunaan ganja beberapa kali dalam sehari akan ada pada urin lebih dari 30 hari.

    Tes darah

    Umumnya, senyawa mariyuana akan ada dalam darah selama 1 hingga 2 hari setelah pemakaian. Namun, jika penggunaannya cukup rutin, senyawa ganja bisa terdeteksi dalam darah hingga 25 hari setelah digunakan.

    Seperti Anda tahu bahwa senyawa ganja bisa tercampur dalam aliran darah. Ketika darah yang mengandung ganja dibagikan ke seluruh jaringan, sejumlah senyawa akan diserap kembali dalam darah dan dipecah. Proses penyerapan inilah yang memungkinkan kenapa ganja bisa berada dalam aliran darah selama berhari-hari.

    Tes air liur (saliva)

    Memasak daun ganja atau mencampurkan minyak ganja pada makanan dapat meninggalkan sejumlah senyawa pada air liur. Jika digunakan satu kali, senyawa ganja akan berada di air liur dalam 1 hingga 3 hari. Sementara pemakaian yang rutin, senyawa ganja akan terdeteksi hingga 29 hari.

    Tes rambut

    Semua obat yang Anda minum bisa tersimpan di folikel rambut hingga 90 hari. Setelah digunakan, senyawa pada ganja akan mencapai folikel rambut melalui pembuluh darah.

    Karena rambut tumbuh sekitar 12, 7 cm per bulan. maka metode ini akan mengambil rambut sepanjang 30 cm dekat dengan kulit kepala. Biasanya senyawa ganja akan ada pada rambut selama 3 bulan.

    Apa risikonya memasak daun ganja atau mengisapnya?

    gangguan bipolar

    Penggunaan tanaman ini menimbulkan kontroversi karena memberikan dampak negatif pada kesehatan tubuh, menurut CDC, yaitu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat memasak daun ganja atau mengisap asap pembakarannya, meliputi:

    1. Kecanduan

    Jika seseorang gagal untuk berhenti menggunakan ganja, ini bisa menjadi tanda kecanduan ganja. Orang dengan kondisi ini kemungkinan besar melakukan tindakan yang negatf, seperti pencurian. Ini dilakukan karena biaya untuk membeli ganja sangat mahal.

    Ketika seseorang mencoba berhenti menggunakan ganja, zat THC yang berada pada otak akan mendorong pengguna untuk terus memakai bahkan meningkatkan dosisnya. Lama-kelamaan orang tersebut akan mengonsumsi ganja dengan dosis yang besar dan semakin susah untuk lepas.

     

    2. Masalah pada otak dan gangguan jiwa

    Senyawa ganja memengaruhi sistem saraf pusat, yaitu otak Anda. Otak bertanggung jawab atas berbagai hal, seperti ingatan, pembelajaran, perhatian, koordinasi, emosi, dan pengambilan keputusan. Penggunaan mariyuana ini mengganggu fungsi dan perkembangan otak.

    Selain itu, cannabis juga memengaruhi kesehatan jiwa. Penggunaan ganja menyebabkan perasaan cemas, paranoia, halusinasi. Jika terjadi terus-menerus, penyakit depresi, gangguan kecemasan, dan skizofrenia bisa terjadi, bahkan mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri.

    3. Penyakit paru

    Pemakaian ganja dalam bentuk rokok, sama efeknya dengan rokok tembakau. Asap tersebut mengandung banyak racun yang bisa menyebabkan iritasi dan membentuk jaringan parut pada paru-paru. Awalnya, pengguna ganja akan merasakan mulut kering dan batuk penuh dahak. Jika tidak dihentikan, risiko penyakit kanker paru dan bronkitis akan semakin meningkat.

    4. Penyakit jantung

    Salah satu efek pemakaian ganja adalah mempercepat detak jantung. Selain itu, senyawa ganja yang masuk ke dalam aliran darah dan dipompa oleh jantung tentu akan merusak fungsi jantung secara perlahan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko stroke dengan penyakit jantung.

    Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.(red/dilansirhallosehat)

    Tanaman ganja maupun hasil olahannya merupakan salah satu jenis narkotika golongan I sebagaimana disebutkan dalam Daftar Narkotika Golongan I di angka 8 Lampiran I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (“UU Narkotika”): Sanksi Pidana Bagi Orang yang Menyalah gunakanya.

    Contoh Kasus  : Sebagai contoh kasus dapat kita lihat dalam Putusan Pengadilan Negeri Melauboh Nomor: 154/Pid.B/2011/PN.Mbo, dimana majelis hakim menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana ”menanam dan memelihara Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman” sebagaimana diatur dalam Pasal 111 ayat (2) UU Narkotika. Terdakwa telah menanam biji ganja dalam kebun miliknya. 

    Di saat ganja tersebut telah berbunga dan berbuah, terdakwa memetik dan mengambil biji ganja tersebut kemudian digiling sampai halus sehingga menjadi serbuk. Selanjutnya disimpan di dapur untuk dijadikan sebagai bumbu masak. Atas perbuatannya tersebut, terdakwa dihukum pidana penjara selama 9 tahun dan denda sebesar Rp1 miliar dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan. .(red/dilansirhallosehatdan beberapa artikeldigoogle)

     

     

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    pilar

    Post Bottom Ad

    ad728