Pesawat Jatuh Diduga Angkut Pemudik , 80 Jenajah Ditemukan
PILARGLOBALNEWS,--Petugas penyelamat Pakistan mengevakuasi 80 jenazah dari
lokasi kecelakaan pesawat Airbus A320 yang dioperasikan maskapai Pakistan
International Airlines (PIA) yang jatuh di Karachi, pada Jumat (22/5) kemarin.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (24/5), menurut petugas forensik
di Karachi, sampai saat ini mereka berhasil mengidentifikasi 17 jasad.
Pesawat nahas dengan nomor penerbangan PK8303 tercatat
mengangkut 91 penumpang dan 8 awak.
"Upaya evakuasi akan terus dilakukan sampai seluruh
jenazah berhasil ditemukan. Sampai saat ini ada 80 jenazah yang ditemukan di
lokasi kejadian," kata Direktur Utama PIA, Arshad Mahmood Malik.
Malik menyatakan satu-satunya penumpang yang selamat adalah
Presiden Bank Punjab, Zafar Masud.Menurut seorang pemadam kebakaran yang ikut
melakukan evakuasi, Sarfraz Ahmed, badan dan hidung pesawat rusak berat akibat
jatuh di kawasan pemukiman padat penduduk Lembah Model.Dilaporkan para
penumpang adalah penduduk yang melakukan perjalanan pulang kampung menjelang hari raya Idul Fitri.
Malik mengatakan saat terbang pesawat tersebut dalam kondisi
layak. Sang pilot, Sajjad Gull, dilaporkan adalah salah satu pilot senior dan
berpengalaman.
Akan tetapi, Gull dilaporkan sempat melakukan beberapa upaya
pendaratan. Dalam percobaan kedua pesawat jatuh sebelum mencapai landasan
Bandara Internasional Jinnah.
Menurut laporan, pilot sempat menyampaikan pesan darurat
kepada petugas menara lalu-lintas udara dan tidak lama kemudian hilang dari
pantauan radar. Diduga terjadi kerusakan mesin ketika hendak mendarat.
Seperti dilansir Associated Press, pesawat nahas tersebut
sempat digunakan oleh maskapai China Eastern Airlines pada 2004 sampai 2014.
PIA lantas menyewa burung besi itu dari perusahaan GE Capital Aviation
Services.
Menurut catatan, pesawat tersebut sudah menempuh 47.100 jam
terbang. Ketika digunakan PIA tercatat pesawat yang dibekali mesin CFM56-5B4
tersebut sudah 25.860 kali terbang.
Airbus sebagai produsen menyatakan akan membantu
proses penyelidikan di Prancis dan Pakistan.
Tidak ada komentar