" Surat Utang Negara "
PILARGLOBALNEWS,-- Dari awal munculnya wabah virus corona
prekonomian di Asia akan merosot namun tetap akan menempati level-level yang
fositip dan siap kembali bergerak dalam putaran titik awal kemorosotan,
tentunya jika semua pengelola ekonomi negara mampu melakukan pertahanan dan
daya dobrak bahwa ia mampu berdiri dan memiliki kekuatan untuk bertahan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk kali pertama
dalam sejarah Indonesia menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) bertenor sangat
panjang, yakni mencapai 50 tahun. SUN itu diterbitkan guna memenuhi kebutuhan
pembiayaan anggaran, termasuk untuk menghadapi wabah virus corona (Covid-19).
Pada awal pekan lalu, 6 April 2020, Sri menerbitkan SUN
dengan tiga seri berdenominasi dolar AS, yakni seri RI1030, RI1050 dan RI0470.
Total nominal yang berhasil diraup sebesar US$4,3 miliar, terdiri dari
masing-masing US$1,65 miliar tenor 10,5 tahun, US$1,65 miliar tenor 30,5 tahun
dan US$1 miliar untuk 50 tahun.
"Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh
Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, Menteri Keuangan
menetapkan hasil transaksi penjualan SUN dalam valuta asing," kata Kepala
Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari
dikutip dari keterangannya, Rabu, 8 April 2020.
Pembiayaan APBN melalui mekanisme pasar, kata Rahayu,
merupakan upaya Pemerintah untuk tetap menjalankan kebijakan fiskal secara
kredibel, disiplin, dan berkelanjutan di tengah kondisi perekonomian global
yang bergejolak, terutama seperti saat ini yang disebabkan wabah Covid-19.
Di sisi lain, menurut dia, juga menggambarkan kebijakan
fiskal yang responsif untuk mendukung tiga program prioritas pemerintah dalam
penanganan Covid-19, yaitu penanganan masalah kesehatan, penyediaan jaring
pengaman sosial, serta dukungan terhadap dunia usaha terutama UMKM.
"Pada transaksi kali ini, Pemerintah melakukan
penerbitan tenor 50 tahun untuk pertama kalinya setelah mempertimbangkan
preferensi investor global bonds pada tenor yang sangat panjang, sekaligus
untuk menyeimbangkan kurva jatuh tempo SUN dan menciptakan acuan tenor baru
bagi Indonesia," katanya.
Dengan total penerbitan US$4,3 miliar, Rahayu mengatakan,
nominal itu menjadi yang terbesar sepanjang penerbitan USD Bonds. Transaksi
tersebut juga memperlihatkan kemampuan pemerintah untuk memanfaatkan peluang
penerbitan dengan baik.
"Pada transaksi USD Bonds kali ini, yield yang dicapai
untuk tenor 10,5 tahun, 30,5 tahun dan 50 tahun ini masing-masing adalah 3,9
persen, 4,25 persen dan 4,5 persen. Yield ketiga tenor tersebut masing-masing
lebih ketat 25 bps, 30 bps dan 40 bps dari level initial price guidance,"
katanya. (redvivapotogoogle)
Tidak ada komentar