8 Orang Tewas Saat Lockdown
PILARGLOBALNEWS,--Banyaknya laporan pembunuhan terus dikembangkan oleh Komisi
Hak Asasi Manusia ( NHRC ) menyangkut ditembak matinya para tahanan ketika
lockdown dilakukan ,Penegak hukum Nigeria telah menewaskan 18 orang dalam 2
minggu saat menegakkan lockdown, untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Keterangan itu disampaikan oleh Komisi Hak Asasi Manusia
Nasional (NHRC), Rabu (15/4/2020).
NHRC yang merupakan badan independen mengatakan dalam sebuah
pernyataan, telah ada "8 insiden pembunuhan di luar proses hukum yang
menyebabkan 18 kematian" antara 30 Maret dan 13 April.
Dikatakan, pembunuhan itu dilakukan oleh Lembaga
Pemasyarakatan (LP) Nigeria, kepolisian, dan tentara.
Menanggapi hal itu, seorang juru bicara Badan Pemasyarakatan
Nigeria mengatakan 4 narapidana tewas setelah kerusuhan terjadi yang membuat
sejumlah tahanan dan staf dirawat di rumah sakit.
Namun laporan komisi hak asasi menuding 8 orang yang tewas.
Dilansir dari Reuters, Kepolisian Nigeria dan Angkatan Darat
Nigeria tidak menanggapi panggilan telepon untuk mengomentari pernyataan NHRC.
Pernyataan itu berbunyi, "agen penegak hukum
mengeksekusi 18 orang di luar hukum dengan alasan penegakan hukum" terkait
dengan tindakan lockdown.
Lockdown
Nigeria awalnya dijadwalkan selama 14 hari mulai 30 Maret di pusat komersial
selatan Lagos, Ogun, dan ibu kota Abuja.
Pada Minggu (12/4/2020) peraturan diperpanjang selama 2
minggu, dan meliputi daerah lain seperti pusat perekonomian Kano. "Laporan
mencatat bahwa sebagian besar pelanggaran yang terlihat selama periode tersebut
muncul akibat dari penggunaan kekuatan yang berlebihan atau tidak proporsional,
penyalahgunaan kekuasaan, korupsi dan ketidakpatuhan terhadap hukum nasional
dan internasional, praktik terbaik dan aturan keterlibatan," kata
pernyataan NHRC tersebut.
NHRC mengatakan telah menerima 105 pengaduan dugaan
pelanggaran hak asasi manusia dalam 2 minggu pertama lockdown.
Polisi dan militer Nigeria telah berulang kali dituduh oleh
para pembela hak asasi, telah menggunakan kekuatan berlebihan. Namun tudingan
tersebut terus dibantah dan menolak disalahkan. Tahun lalu pelapor khusus PBB
tentang pembunuhan di luar pengadilan juga menuduh pasukan keamanan Nigeria
menggunakan kekuatan berlebihan. Polisi dan militer tidak menanggapi tuduhan
itu.
Tidak ada komentar