Produk Unggulan Cidadap
Selain Kicimpring ,Masih
dikatakan Hilda , Saat ini kami kami juga menggarap Shareloc Bantaran, di
bantaran sungai tempatnya. Ini upaya kami berkolaborasi, bekerja sama dengan
berbagai elemen, yang istilahnya jadi kolabo'raos'.katanya
Kicimpring Cidadap dengan bahan
baku singkong dipilih menjadi produk unggulan. Singkong tersebut juga ditanam
di Kecamatan Cidadap, tepatnya Kelurahan Ciumbuleuit, sehingga produksi yang
dilakukan masih di wilayah tersebut. Kini, Kicimpiring Cidadap varian rasa
original, buah naga, coklat, barbeque, dan jagung manis pedas serta bisa
didapatkan di banyak toko oleh-oleh, tempat wisata, rest area Cipularang, dan
beberapa Hotel.
Sedangkan Lia Kamalia Kepala
Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Cidadap mengatakan, banyak potensi yang
bisa digarap di Cidadap, terlebih di daerah utara banyak hotel dan Punclut
sebagai wisata kuliner.
"Potensi usaha yang ada di
kawasan utara itu, kita bisa mengkolaborasikan dengan para pengusaha dan hotel
yang ada. Kicimpring ini pun mulai masuk ke hotel dan toko sebagai oleh-oleh
khas Cidadap," katanya.
Tak hanya kicimpring, Kecamatan
Cidadap sedang mendorong kopi sebagai produk. Untuk kopi, Kecamatan Cidadap
bekerja sama dengan Secapa AD. Selain itu juga dalam proses pembangunan tempat
wisata.
Sedangkan Pelaku Usaha Kicimpring
Cidadap, Tata Santa mengatakan ada proses panjang sejak tahun 2017, sampai akhirnya
Kicimpring Cidadap bisa siap mengemas dan memasarkannya dengan menarik sebagai
produk unggulan.
"Konsep produknya dari 2017,
2018 mulai mencari bahan yang pas, pada 2019 mulai dari rasa original dan
mengembangkan varian rasa lainnya. Hingga akhirnya ada lima rasa seperti
sekarang," katanya.
Setelah produk dirasa siap untuk
dipasarkan, Tata pun akhirnya memilih warga RW 03 Kelurahan Ciumbuleuit untuk
bekerja membuat Kicimpring Cidadap ini, yang didominasi oleh ibu rumah tangga.
"Pembuatan produk ini
melibatkan 12 orang ibu-ibu sampai saat ini. Kita juga buat izinnya, legalitas
dari Dinas Kesehatan dan Sertifikat Hala MUI yang dibantu juga Pemkot Bandung.
Lalu penamannya setelah mencari nama yang belum terdaftar, ternyata Cidadap
yang belum," ungkap pria berusia 65 tahun tersebut.
Tata mengungkapkan, rata-rata
produksi Kicimpring Cidadap 250-350 bungkus sebulan. Kendalanya, yaitu terkait
cuaca, karena untuk mengeringkan singkong membutuhkan sinar matahari.
"Permintaan terus ada, kita
juga ada stok yang siap goreng. Tetapi kalau cuaca sering hujan, yang harusnya
sehari dua hari kering bisa tiga sampai empat hari. Itu juga khawatir muncul
jamur, jadi lebih baik berhenti dulu," katanya.
"Dalam mencari rasa tersebut
juga panjang prosesnya, seperti coklat kerjasama dengan AIESEC (Association
Internationale des Etuadiants Sciences Economiques et Commerciales/organisasi
internasional untuk para pemuda yang membantu mengembangkan potensi
kepemimpinan) yang berkunjung ke kami. Selama satu bulan mencoba mengolah untuk
menemukan rasa-rasa kicimpring semakin enak, akhirnya munculah varian rasa
tersebut," imbuh Tata.(ramdandadan)
Tidak ada komentar