" Kemerosotan Ekonomi Jepang Mengintai "
PILARGLOBALNEWS,-- hari Senin (17/Februari), Departemen
Statistik Jepang merilis data GDP tahunan yang secara mengejutkan menyentuh
-6.3 persen. Angka ini jauh lebih buruk ketimbang data periode sebelumnya dan
forecast ekonom yang memprediksi kemerosotan ke -3.8 persen saja. Jika ditarik
secara garis besar, level GDP kali ini menjadi yang terburuk sejak tahun 2014
silam.
Data GDP Jepang dalam basis kuartalan -1.6 persen di periode
yang sama, lebih buruk ketimbang ekspektasi penurunan menuju -1.0 persen, dan
melemah jauh dari data periode sebelumnya yang menghimpun kenaikan 0.1 persen
saja. Langkah berani yang dilakukan pemerintah Jepang dalam menaikkan pajak
demi menggenjot inflasi telah berdampak buruk pada hampir seluruh lini
perekonomian. Tidak tanggung-tanggung, konsumsi swasta turun 2.9 persen, dan
pengeluaran modal mengalami kemerosotan pertama dalam tiga kuartal
terakhir.
Ancaman Resesi Ekonomi
Mengintai Para analis berpendapat jika dampak meluas dari epidemi virus Corona
yang merusak output dan pariwisata, berpotensi merusak pertumbuhan pada kuartal
pertama 2020 dan mendorong Jepang ke dalam resesi. Perlu dicatat, resesi
ekonomi terkonfirmasi apabila pertumbuhan GDP berada di zona minus selama dua
kuartal berturut turut.
Kemerosotan perekonomian membuat posisi Bank Sentral Jepang
(BoJ) semakin sulit lantaran saat ini sudah tidak punya banyak opsi yang bisa
diambil. "Tidak banyak yang bisa dilakukan BoJ... Pelonggaran moneter
tambahan mungkin mempunyai dampak buruk yang lebih banyak dibandingkan dampak
baik bagi perekonomian," ujar Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin
Research Institute.
Yen Berpeluang
Kembali Melemah Pada saat berita ini diturunkan, posisi Yen bergerak relatif
tenang versus Dolar AS, nyaris tidak terpengaruh atas buruknya rilis data GDP Jepang
pagi ini. Pair USD/JPY berada pada level 109.81, menguat sebatas 0.03 persen
dari harga Open harian. Secara keseluruhan, pasangan mata uang ini masih berada
di dekat kisaran tertinggi sejak awal 2020.
Sebagai salah satu mata uang safe haven di tengah wabah
virus Corona, Yen tidak melemah terlalu jauh melawan mata utama lainnya. Namun
jika resesi ekonomi Jepang terkonfirmasi, Yen berpotensi melanjutkan pelemahan
terutama terhadap Dolar AS. (er/superforex/potogoogle)
Tidak ada komentar