PILARGLOBALNEWS,-- Kasus yang terlihat seperti fenomena gunung es akan dicoba dan dipecahkan lewat hadirnya komunitas dan aktivasi peduli HIV/AIDS sampai di level kewilayahan.
Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung, Sis Sri Silvia Dewi menyebut, upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Bandung hadir lewat peran seluruh pihak di Kota Bandung.
Ia mencontohkan, di level kewilayahan ada organisasi Warga Peduli AIDS. Aktivasinya beragam, dan meliputi kegiatan sosialisasi untuk masyarakat agar bisa mencegah penularan HIV/AIDS. Kata Sis Sri Silvia Dewi memaparkan .
Kasus HIV/AIDS di Bandung, Jawa Barat, ternyata mendapat perhatian serius dari Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhaul Ulum.
Menurut Uu, salah satu penyebab lonjakan itu adalah perilaku zina. Uu pun mengusulkan untuk melonggarkan aturan poligami.
kata Uu, bisa mencegah perselingkuhan yang akhirnya berujung melakukan seks tak sehat kepada pekerja seks.
Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," kata Uu.
Sementara itu, kata Uu, pernikahan dianggap bisa meminimalisir perilaku seks bebas.
Seks bebas menjadi salah satu faktor meningkatnya penyebaran HIV/AIDS di kalangan generasi muda.
Saya berharap kepada anak-anak muda kalau kebelet, kawin saja, orangtua memberikan dukungan, jangan dihalang-halang, kalau dihalang semacam itu, khawatir lebih parah lagi (dampaknya)," katanya.
"Nikah muda juga belum tentu sengsara, berantakan, apalagi kalau nikahnya niatnya ibadah. Sekalipun sedang kuliah, atau belum dapat kerja atau lainnya kalau sudah kebelet ya bagaimana," sambung Uu. jelas Uu.
Beda halnya dengan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani, semakin cepat penyakit ini bisa dideteksi, maka harapan hidup sehat dan produktif bagi para pengidap HIV/AIDS bisa semakin tinggi.
"Meskipun tidak bisa sembuh, tapi bisa berkurang sampai tidak bisa terdeteksi atau undetectable. Kalau tidak terdeteksi, dia tidak bisa menular. Makanya kita mesti cari yang HIV/AIDS karena kalau tidak, nanti terlihatnya seperti fenomena gunung es," jelas Ira Jumat, 26 Agustus 2022.
Baginya, stigma negatif tentang HIV/AIDS membuat para tenaga kesehatan sulit mendeteksi secara dini. Padahal, jika bisa dideteksi secara dini, masih ada kesempatan agar seseorang tidak masuk ke fase AIDS.
"Jangan sampai ada yang meninggal karena sudah masuk fase AIDS. Semoga kita sudah bisa menemukan dan mengobati dari fase HIV saja," harapnya. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar