Dalam penjemputan ini, anggota PM Kodam III Siliwangi tak membawa mobil dinas Pangdam, tapi menggunakan sebuah mobil tahanan militer.
Jenderal penyandang bintang dua itu tak cuma dijemput, namun dimasukkan ke dalam mobil tahanan dan dibawa pergi ke Instalasi Tahanan Militer Pomdam III Siliwangi.
Siaran resmi Penerangan Kodam III/Siliwangi dilansir VIVA, Rabu (24/8/2022) jenderal putra dari Wakil Presiden RI, Jenderal TNI Try Sutrisno itu tak cuma sendiri, tapi dia dibawa dengan mobil tahanan bersama sejumlah pejabat penting di Kodam III/Siliwangi.
"Tidak hanya Pangdam, pejabat Kodam lainnya juga, Kapok Sahli, Asrendam dan para Asisten serta Kabalakdam turut dijemput dan dimasukkan ke dalam Tahanan Pomdam III/Siliwangi," tulis Penerangan Kodam III/Siliwangi.
Sesampai di Instalasi Tahanan Militer, Mayjen TNI Kunto dibawa masuk melalui pintu Sally Port untuk dilakukan resgistrasi. Data dirinya diambil. Lalu seragamnya diganti dengan baju tahanan berwarna hitam putih.
"Dilakukan registrasi meliputi pengambilan data tahanan, pengambilan sidik jari, pengukuran tinggi dan berat badan, pengambilan foto tahanan, penggantian baju tahanan, dan pemasangan pin, dilanjutkan pemeriksaan kesehatan," tulis Pendam III/Siliwangi.
Menurut Pendam III/Siliwangi, apa yang dilakukan Mayjen TNI Kunto itu merupakan simulasi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku bagi seorang prajurit TNI jika sewaktu-waktu bermasalah dengan hukum dan harus dilakukan penahanan oleh Pomdam.
Cuma, dalam simulasi itu Mayjen TNI Kunto rela merasakan sendiri diperlakukan bagai pelanggar hukum seperti SOP yang diberlakukan bagi tahanan militer, dari mulai penjemputan hingga ditahan di instalasi tahanan militer.
Jadi simulasi ini digelar untuk mengetahui SOP penahanan dan fasilitas yang ada di instalasi tahanan militer berstandar keamanan super alias super maximum security yang baru dimiliki Pomdam III/Siliwangi.
Sebab, instalasi tahanan militer super maximum security ini tak lama lagi bakal diresmikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Selepas mengikuti simulasi, Mayjen TNI Kunto menyampaikan bahwa keberadaan instalasi tahanan militer super maximum security ini merupakan peringatan bagi para prajurit TNI untuk tidak melakukan pelanggaran dan kejahatan.
Selain itu kegiatan ini menjadi bagian pembelajaran bagi perwira, harus menjadi contoh kepada bawahan jangan hanya bicara tanpa melakukan aksi nyata.(gun/dikutip viva)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar